A. Pengertian Merek
Mungkin keahlian paling unik dari
pemasar adalah kemampuannya untuk menciptakan, memelihara, melindungi dan
meningkatkan merek. Menurut American Marketing Association mendifinisikan
merek sebagai berikut : ” Brand is a name, term, sign, symbol,or
design, or combination of them. Intended to identify the goods or services of
one seller or group of seller and to differentiate them from those of
competitors” (Kotler, 2003:187)
Selanjutnya Travis (2009:93) menyatakan
bahwa merek tidak hanya merupakan slogan, logo, simbol, ataupun paten. Merek
bukan sesuatu yang dibentuk di pabrik melainkan sesuatu yang dibentuk dalam
pikiran konsumen melaui proses pemasaran secara keseluruhan. Pemberian merek
ditujukan untuk memberikan sesuatu yang unik dan menarik dibandingkan pesaing,
sehingga dapat memuaskan kebutuhan konsumen baik secara rasional maupun
emosional. Pada saat seseorang memikirkan sebuah produk, mereka hanya
mengaitkan dengan atribut serta manfaatnya. Sedangkan pada saat mereka
membayangkan sebuah merek, mereka akan melibatkan dimensi emosional didalamnya
(Temporal, 2001:83). Selanjutkan, menjelaskan bahwa pengelolaan merek
membutuhkan perspektif jangka panjang, dan dikelola secara aktif setiap waktu
dengan penguatan merek atau jika dibutuhkan dengan revitalisasi merek (Kotler,
2003:183).
Sedangkan menurut Arif Rahman dalam Strategi
Dahsyat Marketing Mix for Small Business (2010:179) Merek lebih dari
sekedar simbol dan merek memiliki enam
tingkatan pengertian sebagai berikut :
1.
Atribut
Merek mengingatkan pada
atribut tertentu dari sebuah produk,
baik dari program purna jual, pelayanan, maupun kelebihannya. Dan perusahaan
menggunakan atribut tersebut sebagai materi iklan mereka.
2.
Manfaat
Pelanggan tentu tidak
membeli sebatas atribut dari suatu produk melainkan manfaatnya.
3.
Nilai
Mereka mewakili nilai
dari produknya. Jam tangan merek Rolex, misalnya yang memberikan nilai tinggi
bagi penggunanya.
4.
Budaya
Merek mewakili budaya
tertentu. Kemajuan teknologi jepang menjadi representasi dari kerja keras dan
kedisiplinan masyarakat jepang.
5.
Kepribadian
Merek layaknya
seseorang yang merefleksikan sebuah kepribadian tertentu.
6.
Pemakai
Merek menunjukkan jenis
konsumen yang membeli atau menggunakan suatu produk tersebut.
Semua ini menunjukkan bahwa merek memang
kompleks dan sebuah perusahaan selayaknya memperlakukan merek tidak hanya
sebagai sebuah nama atau pajangan toko, tapi melihat arah tujuan merek itu
sesungguhnya. Menurut
Aaeker dalam Rangkuty (2002:36) merek adalah nama dan simbol yang bersifat
membedakan (seperti logo, cap, atau kemasan) dengan maksud mengidentifikasi
barang dan jasa dari seorang penjual atau sebuah kelompok penjual tertentu.
Dengan demikian suatu merek membedakannya dari barang dan jasa yang dihasilkan
oleh pesaing.
Menurut Stanto dan Lamarto dalam Anita
Puspitasari (2006:27) merek adalah nama, istilah, symbol, atau design khusus
atau beberapa kombinasi unsur-unsur ini yang dirancang untuk
mengidentifikasikan barang atau jasa yang ditawarkan penjual.
Menurut Simamora (2001:61) Merek adalah
nama, tanda, simbol, desain atau kombinasinya, yang ditunjukkan untuk
mengidentifikasi dan mendeferensiasi barang atau layanan suatu penjual dari
barang dan layanan penjual lain.
Berdasarkan definisi diatas dapat
disimpukan bahwa merek mencerminkan keseluruhan persepsi dan perasaaan konsumen
mengenai atribut dan kinerja produk, selain itu berguna untuk membedakan suatu
produk dengan produk pesaing, dan dengan mudah mengenali dan mengidentifikasi
barang atau jasa yang hendak dibeli.
0 komentar:
Posting Komentar