1.
Pegertian Jasa
Menurut Kotler dan Amstrong (1996) yang
dikutip Arief (2007:18), mengemukakan bahwa jasa adalah seliap tindakan
atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang
pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menyebabkan kepemilikan kepada sesuatu,
yang dapat berhubungan dengan suatu produk fisik maupun tidak.
Zeithamal dan Bitner
(2000) yang dikutip Hurriyati (2008:28), berpendapat bahwa pengertian jasa
adalah aktivitas ekonomi dengan output selain produk dalam pengertian fisik,
dikonsumsi dan diproduksi pada saat bersamaan, memberikan nilai tambah dan
secara prinsip tidak berwujud.
Berdasarkan kedua
definisi tersebut, jasa dapat diartikan sebagai sesuatu yang tidak berwujud,
yang melibatkan tindakan melalui proses dan kinerja yang ditawarkan oleh satu
pihak ke pihak lain. Pada dasarnya jasa merupakan aktivitas ekonomi yang
hasilnya tidak merupakan produk dalam bentuk fisik atau kontruksi, yang
biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu yang dihasilkan dan
memberikan nilai tambah, seperti kenyamanan atau pemecahan masalah yang
dihadapi oleh konsumen.
2.
Kualitas Jasa
Lovelock yang dikutip Wyckop dalam Arief
(2007:118), bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan pengendalian
atas tingkat keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dapat
disimpulkan bahwa kualitas jasa adalah perbedaan atau ukuran selisih antara
harapan pelayanan yang akan diterima oleh konsunien dengan pelayanan yang telah
diberikan oleh penyedia jasa.
Menurut Sureschandar dkk, dalam Jum'i
(2007:56). Lima faktor kualitas
pelayanan sebagai hal penting
dari sudut pandang pelanggan, yaitu :
a. Pelayanan Inti
Pelayanan inti meliputi isi seluruh
dari suatu produk. Pelayanan inti memaparkan tentang "Apakah" layanan
itu sebuah produk pelayanan dimana fitur-fiturnya ditawarkan dalam jasa.
Misalnya mempunyai berbagai variabel penunjang atau tidak.
b. Jasa Pelayanan Pengiriman
Faktor ini menunjuk pada semua aspek (reability, responsiveness, assurance,
empathy, moment of trusth, critical incident recovery) yang akan
dimasukan dalam elemen manusia pada proses penyampaian pelayanan.
c. Sistem Jasa Pengiriman
Proses,
prosedur, system dan teknologi yang akan membuat pelayanan berbeda. Konsumen akan selalu menyukai dan
mengharapkan proses penyampaian pelayanan іtu terstandarisasi dan
sesederhana mungkin sehingga konsumen dapat menerima pelayanan tersebut tanpa
perlu bertanya lagi kepada penyedia jasa tersebut.
d. Pelayanan
Yang Berwujud
Sifat
yang nyata dari setiap fasilitas pelayanan (perlengkapan mesin, penampilan
karyawan, dan lain-lain atau lingkungan fisik yang dikenal dengan nama "service scap")
e. Tanggung
Jawab Sosial
Tanggung
jawab sosial membantu perusahaan untuk mendorong perilaku etis karyawan dalam melakukan
segala hal sebagai tanggung jawab sosial. Ini dapat memperbaiki image
perusahaan dan secara konsisten mempengaruhi penilaian kualitas pelayanan
secara keseluruhan.
3. Karakteristik Jasa
Menurut Zeithaml dan Berry yang dalam Arief (2007:19), Secara
umum jasa mempunyai beberapa karakteristik khusus dengan barang. Jasa mempunyai
pengaruh besar dalam pemasarannya, yaitu tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan
antara proses produksi dengan konsumsi, mempunyai variabelitas yang tinggi,
tidak dapat disimpan dan tidak menyebabkan suatu kepemilikan.
Lima karakteristik pokok jasa yang membedakannya dengan
produk barang. yaitu: (Tjiptono,
2006:18-22)
a. Intangibility
Jasa berbeda dengan barang. jika barang merupakan suatu
objek, alat, atau benda, maka jasa adalah suatu perbuatan, kinerja (performance) atau
usaha.
b.
Inseparability
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, kemudian
dikonsumsi. Sedangkan jasa dijual Terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan
dikonsumsi secara bersamaan.
c.
Variability
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standardized output, artinya
banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis, tergantung kepada siapa, kapan, dan
dimana jasa tersebut diproduksi.
d.
Perishability
Persihability berarti, jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.
e.
Lack of ownership
Merupakan perbedaan dasar antara jasa dan barang. Pada
pembelian barang, konsumen memiliki hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang
dibelinya. Pada pembelian jasa, pelanggan memiliki akses personal atas suatu
jasa untuk jangka waktu yang terbatas (misal: kamar hotel, bioskop, jasa
penerbangan dan pendidikan).
4. Tolak Ukur Kualitas Jasa
Menurut Pasuraman, Zeithaml, dan
Berry dalam Arif (2007:125, ada sepuluh kriteria umum atau standar yang
menentukan kualitas suatu jasa (SERVQUAL), yaitu:
a. Fasilitas fisik (tangibles) yang
dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa bisa berupa fasilitas fisik, peralatan
yang dipergunakan, representasi fisik dari jasa.
b. Keandalan (Reliability) mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi kerja
(performance) dan kemampuan untuk dipercaya (dependability).
c. Ketanggapan (Responeviness) yaitu kemauan atau kesiapan para karyawan untuk
memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.
d. Kemampuan (Competency) artinya setiap orang dalam suatu perusahaan memiliki
keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan agar dapat memberikan jasa
tertentu.
e. Tata Krama (Courtesy) meliputi sikap sopan santun, respek, perhatian dan
keramahan yang dimiliki para contact
personel.
f. Sifat jujur (Credibility) yaitu sikap jujur dan dapat dipercaya. Kredibilitas
mencakup nama perusahaan, reputasi, perusahaan, karakteristik pribadi, contact
personel, dan intraksi dengan pelanggan.
g. Keamanan (Security) yaitu aman dari bahaya, resiko atau keragu-raguan.
h. Akses (Access) yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui. Hal ini
berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu menunggu yang tidak
terlalu lama, saluran komunikasi perusahaan mudah dihubungi.
i. Komunikasi (Communication) artinya memberikan informasi kepada pelangan dalam
bahasa yang dapat mereka paham, serta selalu mendengarkan saran dan keluhan
pelanggan.
j. Perhatian pada pelanggan (Understanding the Customer) yaitu usaha
untuk memahami kebutuhan pelanggan.
Pasuraman, Zeithaml dan Berry dalam Arif (2007:130)
menyatakan bahwa sepuluh dimensi tersebut dapat disederhanakan menjadi lima
dimensi yang perlu diperhatikan untuk menyatakan pengukuran kualitas jasa.
Sebagai berikut :
a. Tangible
(Kasat mata) Kualitas
pelayanan berupa sarana fisik perkantoran, komputerisasi, administrasi, ruang
tunggu, tempat informasi dan sebagainya.
b. Reliability (Keandalan)
Kemampuan
dan keandalan untuk menyediakan pelayanan yang terpercaya.
c. Responsiviness (Daya
Tanggap)
Keanggupan
untuk membantu menyediakan secara cepat dan tepat serta tanggap pada
keininginan pelanggan.
d. Assurance (Jaminan)
Kemampuan
dan memberikan rasa aman serta keramahan dan sopan santun pegawai dalam
meyakinkan kepercayaan pelanggan.
e. Empathy (Empati)
Untuk
mengukur kemampuan pemahaman karyawan terhadap kebutuhan konsumen serta
perhatian yang diberikan karyawan.
0 komentar:
Posting Komentar